Langsung ke konten utama

Dahsyatnya Manfaat Membaca Al-Qur'an Setelah Subuh dan Magrib


Membaca satu huruf dalam Al-Qur'an akan mendatangkan satu kebaikan yang dilipatgandakan menjadi 10 kebaikan. 

Al-Qur'an merupakan istilah dari bahasa arab yang memiliki arti bacaan. Al-Qur'an diturunkan oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril.

Al-Qur'an diturunkan secara berangsur-angsur di kota besar Mekah dan Madinah sejak tahun 610 M sampai kematian Nabi Muhammad SAW tiba yaitu pada tahun 632 M.

Al-Qur'an sesuai bahasa adalah bacaan atau yang dibaca. Menurut istilah, pengertian Al-Qur'an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Al-Qur'an diturunkan melalui malaikat Jibril yang dihimpun dalam mushaf yang merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW.

Istilah Al-Qur'an berasal dari kata kerja qara’a yang artinya membaca. Istilah Al-Qur'an juga tertulis di dalam Al-Qur'an itu sendiri, bahkan istilah Al-Qur'an muncul sebanyak 70 kali, salah satunya tercantum dalam surah At-taubah ayat 111 yang berbunyi,

"Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung.”

Berikut kedahsyatan manfaat membaca Al-Qur'an sesudah Magrib dan Subuh:

Memberikan Pahala dan Kebaikan

Sesuai dengan hadis sahih, membaca satu huruf dalam Al-Qur'an akan mendatangkan satu kebaikan yang dilipatgandakan menjadi 10 kebaikan.

Oleh karena itu, alangkah baiknya jika membaca Al-Qur'an digiatkan dan disiplinkan. Setiap ba’da subuh dan ba’da magrib untuk selalu membaca Al-Qur'an . Dengan terus menerus membaca Al-Qur'an, kelancaran akan semakin bertambah. Dengan membaca Al-Qur'an secara lancar, maka akan semakin banyak huruf yang dapat dibaca.

Ditinggikan Derajatnya

Dalam hadis sahih yang diriwayatkan oleh H.R Muslim disebutkan bahwa derajat seseorang diangkat oleh Allah dengan kitab ini (Al-Qur'an). Hal ini dibuktikan dengan seorang budak bernama Ibnu Abza. Beliau sebelumnya hanyalah seorang budak.

Namun karena beliau rajin membaca Al-Qur'an dan mempelajarinya, akhirnya beliau bisa menjadi pengurus atau syarif dari penduduk Al-Wadi. Umar pun hingga kagum dibuatnya. Umar kemudian mengingat perkataan nabi bahwa Al-Qur'an memang dapat meninggikan derajat pembacanya.

Tidak hanya dalam kisah terdahulu, hingga zaman sekarang pun, tak jarang orang yang sukses menempati jabatan tinggi, ternyata rahasianya adalah rajin membaca Al-Qur'an .

Membaca Al-Qur'an dengan terjemahannya tentu akan lebih-lebih lagi menambah derajatnya. Dengan membaca terjemahannya, maka nilai-nilai kebaikan dapat ditangkap dan diamalkan. Dengan mengamalkan nilai nilai-nilai Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari, maka derajat akan meningkat.

Mendapatkan Keselamatan di Dunia dan di Akhirat

Kehidupan di dunia seringkali penuh dengan masalah. Tidak berhenti disitu, di akhirat juga penuh dengan ancaman. Dimana panas terik padang mahsyar membakar tubuh. Sementara, orang orang kafir disiksa.

Membaca Al-Qur'an secara disiplin, membantu manusia untuk selamat di dunia dan di akhirat. Dalam Al-Qur'an, terkandung banyak nilai-nilai, ajaran dan pedoman hidup. Nilai-nilai tersebut, ketika dibaca dapat menjadi peringatan untuk selalu berbuat baik dan beramal saleh, sehingga keselamatan dunia sekaligus di akhirat dapat direngkuh.

Selain itu, di dalam Al-Qur'an juga banyak doa-doa tertentu. Doa ini, baik secara sadar maupun tidak sadar, merupakan permohonan terhadap bantuan Allah untuk mendapatkan keselamatan di dunia maupun di akhirat.

Memperkuat Daya Ingat

Riset dari Universitas Al-Azhar mengungkap bahwa ketika membaca Al-Qur'an, kinerja otak akan meningkat. Selain itu, daya ingat juga semakin tajam. Penelitian tersebut menganjurkan untuk rajin membaca Al-Qur'an untuk meningkatkan daya ingat. Waktu-waktu yang dianjurkan untuk membaca Al-Qur'an adalah setelah salat subuh dan magrib.

Dengan rangsangan Al-Qur'an yang terus menerus bekerja terhadap otak, maka insya Allah kita akan terhindar dari kepikunan. Hal ini juga yang menyebabkan banyak ulama yang di masa tua tetap mampu menghafal berbagai kitab.

Bukti lainnya, ketika sering membaca Al-Qur'an secara diulang-ulang, maka secara tidak sadar ayat Al-Qur'an tersebut selalu teringat dalam pikiran.

Menyembuhkan penyakit

Dalam Al-Qur'an surah Asy-Syuara ayat 80:

“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.”

Salah satu caranya adalah dengan membaca Al-Qur'an. Manfaat membaca Al-Qur'an bagi kesehatan mampu menjaga tubuh tetap segar dan terhindar dari penyakit.

Sebelumnya, sudah disebutkan bahwa Al-Qur'an dapat menentramkan. Artinya, tubuh dalam kondisi rileks dan bebas dari ketegangan dan stres, dalam kondisi tersebut, aliran darah dapat mengalir normal, begitu juga sistem saraf yang bekerja normal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Kesenjangan Sosial: Bentuk, Faktor, Dampak, dan Solusinya

Pengertian Kesenjangan Sosial: Bentuk, Faktor, Dampak, dan Solusinya  Kesenjangan sosial merupakan suatu kondisi dimana ada hal yang tidak seimbang di dalam kehidupan masyarakat. Entah itu secara personal maupun kelompok. Dimana ada ketimpangan sosial yang terbentuk dari sebuah ketidakadilan distribusi banyak hal yang dianggap penting oleh masyarakat. Kesenjangan tersebut seringkali dikaitkan dengan adanya suatu bentuk perbedaan yang sangat nyata serta dapat dilihat dalam segi keuangan masyarakat, seperti kekayaan harta. Terlebih untuk hal kesenjangan dalam bidang ekonomi. Sekarang ini sangat mudah dilihat dari adanya potensi serta peluang yang tidak sama dalam posisi sosial di masyarakat. Selain hal di atas, kesenjangan juga dapat dilihat dari adanya ketidaksetaraan antara barang, jasa, hukum, dan kesempatan yang didapatkan oleh setiap individu. Pengertian Kesenjangan Sosial Menurut Para Ahli Supaya kita lebih memahami apa arti kesenjangan sosial. Maka Penulis akan memberikan informas

Islam Dan Pancasila

Islam Dan Pancasila Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Membuat kategori antara Islam dan Pancasila sebagaimana dalam judul tulisan ini sebenarnya kurang tepat. Ketika membuat kategori dengan menyebut Islam, maka yang seharusnya disebut pula adalah jenis agama lain, misalnya Hindu, Budha, Kristen, Katholik, dan seterusnya. Sementara itu, ketika menyebut pancasila, maka yang disebut lainnya, agar kategori itu sekufu, adalah sosialis, komunis, liberalis, dan lain-lain. Islam adalah sebuah agama, sementara itu Pancasila adalah merupakan filsafat hidup dalam berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, dalam negara Pancasila, Islam bisa hidup dan berkembang, bahkan sangat diperlukan. Demikian pula, konsep Pancasila akan menjadi semakin jelas ketika masyarakatnya menjalankan agamanya masing-masing. Mendasarkan pada konsep Pancasila, negara berkepentingan menjadikan rakyatnya beragama. Itulah sebabnya sekalipun negara ini bukan berdasarkan agama, tetapi menghendaki agar rakyatnya menjalanka

Pengertian,Tokoh, Pandangan, dan Cabang Ilmu Filsafat

Filsafat Adalah: Pengertian, Tokoh, Pandangan, dan Cabang Ilmunya Keberadaan filsafat sebagai disiplin ilmu ternyata sudah dipersoalkan sejak lebih dari 20 tahun abad silam. Meskipun banyak pendapat yang menjelaskan mengenai apakah sesungguhnya filsafat itu, tetapi pendapat-pendapat tersebut belum memuaskan semua orang. Bahkan banyak orang yang berpikir bahwa filsafat adalah sesuatu yang bersifat serba rahasia, mistis, dan aneh. Apakah  Grameds  pernah berpikir demikian? Filsafat disebut-sebut sebagai induk dari semua ilmu pengetahuan yang ada di muka bumi ini. Maka dari itu, banyak pula orang yang menganggap bahwa filsafat adalah ilmu paling istimewa dan menduduki tempat paling tinggi di antara seluruh ilmu pengetahuan yang ada. Terlebih lagi, banyaknya kepercayaan bahwa filsafat hanya dapat dipahami oleh orang-orang genius saja! Wah, benar-benar fantastis ya! Lalu sebenarnya, apa sih filsafat itu? Apa saja pandangan yang terdapat dalam ilmu filsafat ini? Bagaimana pula perkembangan c