Langsung ke konten utama

Memahami Makna Sedekah Bumi

Memahami Makna Sedekah Bumi

Sedekah bumi adalah salah satu upacara adat yang dilakukan masyarakat Indonesia, khususnya Jawa. Sedekah bumi dilaksanakan dalam rangka bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rezeki berupa hasil bumi yang melimpah. Sedekah bumi sebenarnya adalah budaya masyarakat Jawa kuno sebelum mengenal agama Islam, masyarakat Jawa zaman dahulu menyebutnya dengan sesaji bumi.

Dalam upacara sesaji bumi, masyarakat menyiapkan sesaji yang dipersembahkan untuk para dewa dan roh-roh yang diletakkan di tempat-tempat tertentu seperti pohon-pohon besar dan tempat yang dianggap wingit. Ada juga yang menyembelih kerbau kemudian kepala kerbau tersebut dikubur sebagai bentuk terima kasih atas hasil bumi yang melimpah.

Walisongo dalam menyebarkan agama Islam di Nusantara melihat hal tersebut sebagai peluang yang dapat digunakan sebagai sarana menyebarkan agama Islam. Walisongo tidak menghapus kegiatan sesaji bumi, tetapi melakukan sedikit penyesuaian dengan ajaran Islam, jadi sedekah bumi yang dilakukan masyarakat saat ini sudah disesuaikan dengan ajaran Islam. 

Kendati sudah dilakukan penyesuaian oleh Walisongo pada zaman dahulu, tetapi masih saja ada masyarakat yang melakukan upacara sedekah bumi dengan model Jawa kuno, hal ini banyak ditemui di daerah-daerah yang masih memegang teguh ajaran kejawen atau Jawa kuno.

Dalam satu kesempatan saat ngaji rutinan kitab Shahih Bukhori di Pondok Pesantren Girikesumo, Mranggen, Demak. KH. Munif Zuhri menjelaskan bahwa kegiatan sedekah bumi adalah bentuk rasa syukur kepada Allah atas hasil bumi yang melimpah, sehingga dalam praktiknya harus sesuai dengan tujuan awal yaitu mensyukuri nikmat Allah. Dahulu orang jawa saat melakukan sedekah bumi itu mengubur kepala kerbau untuk sesaji dan bentuk penghormatan kepada dewa-dewa dan roh-roh, kemudian oleh Walisongo dirubah. 

Kalau mensyukuri hasil bumi dengan menguburnya ke bumi itu merupakan sesuatu yang sia-sia, mubadzir dan tidak bermanfaat, maka makna sedekah bumi yang benar itu seharusnya berkaitan dengan nilai sosial. Zaman dahuulu masih banyak masyarakat yang kelaparan, maka dengan adanya sedekah bumi ini masyarakat mensedekahkan hasil bumi untuk fakir dan miskin, sehingga terwujudlah nilai kemanusiaan, nilai sosial dan rasa syukur atas nikmat yang diberikan Allah. Sebagai bentuk syukur yang bersifat ritual maka diadakan tahlilan, pengajian, dzikir di malam harinya, bukan malah mengadakan pesta, dangdutan dan tayuban yang berpotensi menyebabkan kemaksiatan dan lalai kepada Allah.

 

Penulis : Muhammad Najwa Maulana (HMJ PAI Angkatan 2020)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKEMBANGAN ESTETIKA DALAM KARYA SENI ERA PRAMODERN, MODERN, POSTMODERN

PERKEMBANGAN ESTETIKA DALAM KARYA SENI ERA PRAMODERN, MODERN, POSTMODERN Oleh : Avinda Khoirunnisa & Erika ABSTRAK Estetika diartikan sebagai suatu cabang filsafat yang memperhatikan atau berhubungan dengan gejala yang indah pada alam dan seni. Pandangan ini mengandung pengertian yang sempit. Dewasa ini estetika tidak semata-mata membahas keindahan saja dalam seni atau pengalaman estetis, tetapi juga gaya atau aliran seni, perkembangan seni dan sebagainya. Dikaitkan dengan karya seni pada periode pramodern, modern dan postmodern, artikel ini mengajukan argumen tentang perkembangan estetika dari masa ke masa. Artikel ini mendiskusikan bagaiamana pembagian era dalam perkembangan filsafat seni atau estetika. Serta bagaimana perkembangan esetika dalam karya seni yang berbeda pada setiap era tersebut. Argumen didasarkan pada pemahaman bahwa karya seni pada setiap periode memiliki karakter keindahan masing-masing. Diskusi juga dikaitkan dengan teori para tokoh filsuf yang ikut berperan d...

Pengertian Kesenjangan Sosial: Bentuk, Faktor, Dampak, dan Solusinya

Pengertian Kesenjangan Sosial: Bentuk, Faktor, Dampak, dan Solusinya  Kesenjangan sosial merupakan suatu kondisi dimana ada hal yang tidak seimbang di dalam kehidupan masyarakat. Entah itu secara personal maupun kelompok. Dimana ada ketimpangan sosial yang terbentuk dari sebuah ketidakadilan distribusi banyak hal yang dianggap penting oleh masyarakat. Kesenjangan tersebut seringkali dikaitkan dengan adanya suatu bentuk perbedaan yang sangat nyata serta dapat dilihat dalam segi keuangan masyarakat, seperti kekayaan harta. Terlebih untuk hal kesenjangan dalam bidang ekonomi. Sekarang ini sangat mudah dilihat dari adanya potensi serta peluang yang tidak sama dalam posisi sosial di masyarakat. Selain hal di atas, kesenjangan juga dapat dilihat dari adanya ketidaksetaraan antara barang, jasa, hukum, dan kesempatan yang didapatkan oleh setiap individu. Pengertian Kesenjangan Sosial Menurut Para Ahli Supaya kita lebih memahami apa arti kesenjangan sosial. Maka Penulis akan memberikan info...

Islam Dan Pancasila

Islam Dan Pancasila Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Membuat kategori antara Islam dan Pancasila sebagaimana dalam judul tulisan ini sebenarnya kurang tepat. Ketika membuat kategori dengan menyebut Islam, maka yang seharusnya disebut pula adalah jenis agama lain, misalnya Hindu, Budha, Kristen, Katholik, dan seterusnya. Sementara itu, ketika menyebut pancasila, maka yang disebut lainnya, agar kategori itu sekufu, adalah sosialis, komunis, liberalis, dan lain-lain. Islam adalah sebuah agama, sementara itu Pancasila adalah merupakan filsafat hidup dalam berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, dalam negara Pancasila, Islam bisa hidup dan berkembang, bahkan sangat diperlukan. Demikian pula, konsep Pancasila akan menjadi semakin jelas ketika masyarakatnya menjalankan agamanya masing-masing. Mendasarkan pada konsep Pancasila, negara berkepentingan menjadikan rakyatnya beragama. Itulah sebabnya sekalipun negara ini bukan berdasarkan agama, tetapi menghendaki agar rakyatnya menjalanka...