Langsung ke konten utama

Pengertian,Tokoh, Pandangan, dan Cabang Ilmu Filsafat

Filsafat Adalah: Pengertian, Tokoh, Pandangan, dan Cabang Ilmunya

Filsafat disebut-sebut sebagai induk dari semua ilmu pengetahuan yang ada di muka bumi ini. Maka dari itu, banyak pula orang yang menganggap bahwa filsafat adalah ilmu paling istimewa dan menduduki tempat paling tinggi di antara seluruh ilmu pengetahuan yang ada. Terlebih lagi, banyaknya kepercayaan bahwa filsafat hanya dapat dipahami oleh orang-orang genius saja! Wah, benar-benar fantastis ya!

Lalu sebenarnya, apa sih filsafat itu? Apa saja pandangan yang terdapat dalam ilmu filsafat ini? Bagaimana pula perkembangan cabang-cabang disiplin ilmu ini? Nah, supaya Grameds tidak bingung lagi, yuk simak ulasan berikut ini!

Pengertian Filsafat

Istilah “filsafat” ini sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani, yakni “philosophia”, yang mana merupakan gabungan dari kata “philo” dan “sophia”. Philo berarti ‘cinta dalam arti yang luas’, sementara sophia berarti ‘kebijakan atau pandai’. Jadi, dapat disebut bahwa filsafat ini adalah keinginan untuk mencapai cita pada kebijakan.

Banyak ahli yang mendefinisikan apa itu filsafat. Poedjawijatna berpendapat bahwa filsafat adalah sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab secara sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu yang berdasarkan pikiran belaka. Lalu menurut Hasbullah Bakry, filsafat memiliki definisi berupa sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam, mulai dari ketuhanan, alam semesta, hingga manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia. Kemudian ada juga tokoh filsafat terkenal, Plato, yang mendefinisikan filsafat adalah pengetahuan yang berminat untuk mencapai pada kebenaran asli.

Nah, berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah sebuah ilmu yang berusaha mencari sebab secara mendalam berdasarkan pemikiran dan akal manusia. Filsafat ini juga dapat menjadi pandangan hidup seseorang sekelompok orang mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Namun, filsafat ini dapat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa ketika memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan melihat secara menyeluruh dengan segala hubungan.

Tokoh-Tokoh Filsafat Yunani

Kebanyakan, tokoh-tokoh filsafat atau para filsuf ini berasal dari Yunani sebab ilmu pengetahuan tersebut memang bersumber dari pemikiran Yunani Kuno. Para filsuf Yunani ini hidup sekitar abad Sebelum Masehi. Meskipun mereka telah meninggal sudah ratusan tahun lamanya, tetapi pemikiran mereka turut berkontribusi pada ilmu pengetahuan filsafat ini. Nah, berikut adalah tokoh-tokoh filsafat Yunani yang perlu Grameds ketahui!

1. Socrates

Socrates hidup sekitar tahun 469-399 Sebelum Masehi. Beliau sangat menaruh perhatian pada manusia dan menginginkan supaya para manusia yang ada di muka bumi ini mampu mengenali dirinya sendiri. Menurut Beliau, jiwa manusia merupakan asas hidup yang paling mendalam sehingga berkaitan dengan hakikat manusia sebagai penentu kehidupannya sendiri.

Berdasarkan pandangannya, dirinya tidak mempunyai niat untuk memaksakan orang lain untuk mau menerima ajarannya, justru Beliau mengutamakan supaya orang lain dapat menyampaikan pandangan mereka sendiri. Maka dari itu, Socrates menggunakan dialektika, yakni berupa berdialog dengan orang lain supaya orang lain tersebut dapat mengemukakan atau menjelaskan pandangan serta idenya, sehingga kemudian dapat timbul pandangan baru. Meskipun Socrates ini tidak pernah meninggalkan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan pandangannya tersebut, tetapi pandangan Beliau dikemukakan kembali oleh Plato yang menjadi salah satu muridnya.

2. Plato

Grameds pasti sudah tidak asing lagi dengan nama tersebut yang bahkan dikenal sebagai filsuf terkenal sepanjang sejarah. Plato yang hidup sejak 427-347 SM ini mengemukakan atas pendapatnya bahwa realitas yang paling mendasar atau ide.

Beliau percaya bahwa alam yang kita lihat ini bukanlah realitas yang sebenarnya, sehingga terdapat adanya dunia tangkapan indrawi atau dunia nyata, dan dunia ide. Untuk memasuki dunia ide, diperlukan adanya tenaga kejiwaan yang besar dan untuk itu para manusia harus melakukan banyak hal, termasuk meninggalkan kebiasaan hidupnya dan mengendalikan hawa nafsu. Beliau juga menyatakan bahwa jiwa manusia itu terdiri atas tiga tingkatan, yakni akal budi, rasa atau keinginan, dan nafsu. Akal budi yang mana merupakan bagian tingkatan jiwa tertinggi dapat digunakan untuk melihat ide dan menertibkan “tingkatan jiwa” bagian lain.

Apakah Grameds mengetahui bahwa Plato ini telah meninggalkan lebih dari 30 tulisan sastra yang tentu saja mengandung keindahan dan kemurnian dalam setiap tulisannya. Plato pernah mendirikan sebuah sekolah dan murid yang paling terkenal adalah Aristoteles.

3. Aristoteles

Aristoteles hidup sejak 384-322 Sebelum Masehi dan pernah menjadi murid terbaik dari Plato selama 20 tahun. Aristoteles ini senang melakukan perjalanan jauh ke berbagai tempat dan sempat menjadi guru dari Pangeran Alexander hingga dirinya menjadi Raja Alexander Yang Agung.

Sama halnya dengan gurunya, Plato, Beliau ini juga mendirikan sebuah sekolah bernama Lyceum. Aristoteles dikenal sebagai pemikir yang kritis dengan banyak melakukan penelitian dan aktif mengembangkan pengetahuan semasa hidupnya. Beliau paling banyak menaruh perhatian pada ilmu alam dan kedokteran. Sebelum meninggal, Aristoteles telah meninggalkan banyak tulisan mengenai ilmu pengetahuan yang hingga sekarang masih dijadikan landasan teori, mulai dari ilmu alam, masyarakat dan negara, sastra, kesenian, hingga kehidupan manusia.

Tulisan milik Aristoteles yang paling terkenal adalah yang mengenai logika, disebut dengan analitika. Analitika ini jika diterapkan pada zaman sekarang, bertujuan untuk mengajukan syarat-syarat yang harus dipenuhi pemikiran sehingga dimaksudkan demi mencapai kebenaran.

4. Thales

Thales adalah tokoh filsuf yang berasal dari daerah Miletus, Yunani Kuno, dan diperkirakan telah hidup di antara tahun 624-548 Sebelum Masehi. Beliau ini dianggap sebagai orang pertama yang berupaya mencari jawaban atas pertanyaan tentang asal dari segala benda yang ada di alam semesta ini. Beliau tinggal di setiap pulau dan setiap hari melihat lautan luas, sehingga pandangannya tersebut dapat muncul.

Thales pernah melakukan perjalanan hingga ke negeri Mesir dan menyaksikan bahwa air yang ada di Sungai Nil dimanfaatkan oleh para penduduk, terutama untuk keperluan pertanian. Atas hal itulah, Beliau berpendapat bahwa asal segala yang ada di dunia ialah air. Air yang senantiasa bergerak itu dipandangnya sebagai asas kehidupan manusia. Pandangan Beliau memang benar adanya bukan? Sebab memang manusia tidak dapat hidup tanpa bergantung pada air.

5. Anaximenes

Berbeda dengan Thales, Anaximenes yang hidup di antara tahun 585-528 Sebelum Masehi ini justru berpandangan bahwa dasar kehidupan makhluk hidup di alam semesta ini adalah udara. Pandangan tersebut dikemukakan berdasarkan landasan pemikiran bahwa manusia dan semua makhluk hidup itu bernapas, yakni mengambil udara yang terdapat di alam semesta.

Udara memang sumber kehidupan semua makhluk hidup dan tanpa keberadaannya semua makhluk hidup yang ada di muka bumi ini akan mati. Jadi, Beliau berpikir bahwa segala sumber kehidupan makhluk hidup adalah udara.

6. Phytagoras

Jika mendengar atau membaca nama Beliau, Grameds pasti akan selalu teringat akan rumus matematika yang namanya sama bukan? Nah, pencetus rumus matematika tersebut memang Phytagoras yang juga merupakan tokoh filsuf terkenal. Phytagoras hidup di antara tahun 580-500 Sebelum Masehi di kota Kroton, Italia Selatan.

Selain menjadi tokoh filsuf yang berpandangan bahwa manusia harus melakukan pembersihan rohani supaya jiwanya dapat memperoleh kebahagiaan, Beliau juga dikenal sebagai ahli matematika. Maka dari itu, Beliau selalu mengajarkan kepada para muridnya bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini berasal dari bilangan atau angka. Pandangannya tentang alam semesta bertitik pada bilangan.

Pandangan-Pandangan Dalam Filsafat

Dalam perkembangannya, muncul pandangan atau aliran yang menjadi dasar atau landasan manusia ketika hendak melakukan suatu tindakan. Hingga sekarang, pandangan-pandangan tersebut masih dipraktikkan dalam bidang ilmu apapun. Nah, berikut adalah pandangan-pandangan filsafat tersebut.

1. Idealisme

Istilah ‘Idealisme” ini dikemukakan oleh Plato sekitar 2400 tahun yang lalu. Grameds pasti sudah tahu bukan jika Plato memiliki pemikiran bahwa realitas yang paling fundamental dan realitas yang tampak oleh indera manusia adalah ide. Penekanan dalam pandangan ini idealis alam yang mana bersifat spiritual.

Orang-orang yang mengikuti pandangan ini cenderung menghormati kebudayaan dan tradisi, sebab mereka memiliki pandangan bahwa nilai-nilai kehidupan tersebut mempunyai tingkat yang lebih dari sekadar ilmu kelompok individu.

2. Humanisme

Sebenarnya, sejak zaman kuno hingga pertengahan abad ke-4 M, pendidikan yang ada di Yunani dan Romawi memiliki tujuan membentuk manusia supaya dapat menjadi warga negara yang baik dan berguna bagi negara serta bangsa. Kemudian selanjutnya, di Eropa pada abad ke-5 hingga ke-14 juga terdapat pendidikan yang bertujuan untuk mencapai kebahagiaan hidup abadi dan mengatasi kebutuhan duniawi.

Pandangan humanisme ini sebenarnya memiliki dua arah, yakni humanisme individu dan humanisme sosial. Dalam humanisme individu, lebih mengutamakan adanya kemerdekaan berpikir, mengemukakan pendapat, dan berbagai aktivitas yang menuntut kreativitas. Biasanya, pemikiran tersebut disalurkan melalui kesenian, kesusastraan, musik, dan teknologi. Sementara dalam humanisme sosial, lebih mengutamakan pendidikan bagi masyarakat secara keseluruhan untuk kesejahteraan sosial dan hubungan antar manusia.

3. Rasionalisme

Rasionalisme adalah pandangan yang sumber pengetahuannya berasal dari rasio (akal) manusia. Rene Descartes dikenal sebagai Bapak Rasionalisme sekaligus tokoh filsuf modern. Selain itu ada juga tokoh John Locke yang berpandangan mengenai adanya tabula rasa, artinya setiap manusia diciptakan sama, layaknya kertas kosong. Dengan demikian, para manusia itu harus dilatih dan diberikan pendidikan supaya dapat menalar dan tidak selamanya menjadi kertas kosong.

4. Empirisme

Empirisme adalah pandangan yang sumber pengetahuannya adalah pengalaman, sebab pengalaman selalu memberikan kepastian yang diambil dari dunia nyata. Pandangan ini juga berpendapat bahwa suatu pernyataan yang tidak dapat dibuktikan melalui pengalaman adalah tidak berarti.

5. Kritisisme

Pada abad ke-18, terdapat seorang tokoh filsuf bernama Emmanuel Kant yang berhasil menjembatani dua pandangan yakni rasionalisme dan empirisme sehingga menjadi pandangan kritisime ini. Singkatnya, pandangan ini berpendapat bahwa kebenaran itu tidak perlu diuji sebab sudah memiliki batasan-batasan tersendiri antara rasionalisme dan empirisme.

6. Konstruktivisme

Pandangan ini dikemukakan oleh Giambattista Vico pada tahun 1710, yang menyatakan bahwa pengetahuan seseorang itu merupakan hasil konstruksi dari individu itu sendiri, melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungannya. Tokoh lain bernama E. Von Galsersfelf yang berasal dari University of Massachusetts mengemukakan bahwa pengetahuan seseorang dibentuk oleh individu tersebut sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.

Cabang Ilmu Filsafat

Keberadaan ilmu filsafat ini tidak statis begitu saja, melainkan dinamis yang mana berkembang sedemikian rupa hingga semakin rasional dan sistematis. Terlebih lagi, semakin berkembangnya zaman juga berkembang pula pola pikir manusia. Nah, berikut adalah 6 cabang bidang studi dari filsafat.

1. Epistemologi

Epistemologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu episteme (pengetahuan) dan logos (kata, pikiran, atau ilmu). Sehingga dapat disimpulkan bahwa epistemologi ini adalah cabang filsafat yang membahas pengetahuan. Dalam epistemologi, yang menjadi pokok persoalan adalah berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis pengetahuan.

2. Metafisika

Istilah ini juga berasal kata Yunani metaphysika, artinya “setelah fisika”. Cabang filsafat ini diperkenalkan oleh Andronikos dan Rhodes dari kumpulan buku-buku yang ditulis oleh Aristoteles tentang hakikat benda-benda yang kita lihat pada dunia nyata ini. Dapat dikatakan juga bahwa metafisika ini adalah suatu pembahasan filsafat yang komprehensif mengenai seluruh realitas atau segala sesuatu yang ada. Metafisika dapat dibagi menjadi dua hal, yakni:

a) Metafisika Umum atau Ontologi

Yakni membahas mengenai segala sesuatu yang ada secara menyeluruh dan sekaligus. Pembahasan biasanya dilakukan dengan membedakan dan memisahkan eksistensi yang sesungguhnya dari penampilan atas eksistensinya.

b) Metafisika Khusus

  • Kosmologi, yakni pembahasan mengenai dunia atau alam dengan ketertiban yang paling fundamental dari seluruh realitas.
  • Teologi Metafisik, yakni pembahasan mengenai kepercayaan agama. Biasanya membahas mengenai eksistensi dari Tuhan.
  • Filsafat Antropologi, yakni yang membahas mengenai apa hakikat dari manusia dan bagaimana hubungan alam dengan sesamanya. Jadi, dapat dikatakan bahwa cabang ini berupaya menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan eksistensi, status, dan relasinya.

3. Logika

Menurut Rapar (1996), Logika adalah cabang atau bagian filsafat yang menyusun, mengembangkan, dan membahas asas-asas, aturan-aturan formal, dan prosedur-prosedur normatif, serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan demi mencapai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Singkatnya, cabang filsafat ini berupaya memperyimbangkan akal ayau pikiran yang diutarakan melalui kata atau bahasa (verbal).

4. Etika

Cabang filsafat ini disebut juga dengan filsafat moral sebab membahas mengenai baik dan buruknya tingkah laku manusia. Singkatnya, cabang filsafat ini memandang manusia dari segi perilakunya. Bahkan pada zaman Socrates, etika sangat berpengaruh pada kehidupan amnusia. Etika ini merupakan ilmu tentang kesusilaan, yang mana menentukan bagaimana patutnya manusia untuk hidup dalam masyarakat. Etika juga tidak mempersoalkan apa atau siapa manusia tersebut, melainkan bagaimana manusia itu seharusnya berbuat dan bertindak.

5. Estetika

Cabang filsafat ini mempersoalkan seni (art) dan keindahan (beauty). Hal-hal yang dibahas mengenai keindahan adalah kaidah dan sifat hakiki dari keindahan, misalnya menguji keindahan dengan perasaan dan pikiran manusia. Meskipun pada dasarnya, estetika ini telah ditelaah sejak 2500 tahun lalu di berbagai wilayah, misalnya Babilonia, India, Mesir, China, hingga Yunani.

6. Filsafat Ilmu

Cabang filsafat ini membahas mengenai hakikat ilmu. Penerapannya biasanya dalam upaya mencari akar persoalan dan menemukan asas realitas yang dipersoalkan oleh bidang ilmu tersebut supaya lebih jelas dan pasti. Sama halnya dengan disiplin ilmu lain, cabang filsafat ini juga memiliki pembagian ilmunya sendiri, misalnya filsafat hukum, filsafat sejarah, filsafat bahasa, hingga filsafat matematika.

Nah, itulah ulasan mengenai apa itu filsafat dan tokoh-tokoh terkenal yang hingga sekarang masih populer sebagai filsuf sepanjang masa. Apakah Grameds pernah mempelajari pandangan dari salah satu tokoh-tokoh filsuf tersebut?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Kesenjangan Sosial: Bentuk, Faktor, Dampak, dan Solusinya

Pengertian Kesenjangan Sosial: Bentuk, Faktor, Dampak, dan Solusinya  Kesenjangan sosial merupakan suatu kondisi dimana ada hal yang tidak seimbang di dalam kehidupan masyarakat. Entah itu secara personal maupun kelompok. Dimana ada ketimpangan sosial yang terbentuk dari sebuah ketidakadilan distribusi banyak hal yang dianggap penting oleh masyarakat. Kesenjangan tersebut seringkali dikaitkan dengan adanya suatu bentuk perbedaan yang sangat nyata serta dapat dilihat dalam segi keuangan masyarakat, seperti kekayaan harta. Terlebih untuk hal kesenjangan dalam bidang ekonomi. Sekarang ini sangat mudah dilihat dari adanya potensi serta peluang yang tidak sama dalam posisi sosial di masyarakat. Selain hal di atas, kesenjangan juga dapat dilihat dari adanya ketidaksetaraan antara barang, jasa, hukum, dan kesempatan yang didapatkan oleh setiap individu. Pengertian Kesenjangan Sosial Menurut Para Ahli Supaya kita lebih memahami apa arti kesenjangan sosial. Maka Penulis akan memberikan informas

Islam Dan Pancasila

Islam Dan Pancasila Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Membuat kategori antara Islam dan Pancasila sebagaimana dalam judul tulisan ini sebenarnya kurang tepat. Ketika membuat kategori dengan menyebut Islam, maka yang seharusnya disebut pula adalah jenis agama lain, misalnya Hindu, Budha, Kristen, Katholik, dan seterusnya. Sementara itu, ketika menyebut pancasila, maka yang disebut lainnya, agar kategori itu sekufu, adalah sosialis, komunis, liberalis, dan lain-lain. Islam adalah sebuah agama, sementara itu Pancasila adalah merupakan filsafat hidup dalam berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, dalam negara Pancasila, Islam bisa hidup dan berkembang, bahkan sangat diperlukan. Demikian pula, konsep Pancasila akan menjadi semakin jelas ketika masyarakatnya menjalankan agamanya masing-masing. Mendasarkan pada konsep Pancasila, negara berkepentingan menjadikan rakyatnya beragama. Itulah sebabnya sekalipun negara ini bukan berdasarkan agama, tetapi menghendaki agar rakyatnya menjalanka