Langsung ke konten utama

10 Keistimewaan Alquran yang tak Tertandingi Kitab Suci Lain

10 Keistimewaan Alquran yang tak Tertandingi Kitab Suci Lain

Alquran mempunyai sejumlah keistimewaan yang sangat khas. Alquran (ilustrasi)

Alquran adalah mukjizat Allah SWT yang memiliki beberapa keistimewaan.
Sedikitnya ada 10 keistimewaan Alquran yang dijelaskan dalam kajian berikut ini:

pertama adalah, Alquran diturunkan kepada Rasulullah SAW yang dimulai dengan surah Al-Fatihah dan ditutup dengan Surah An-Naas.

Kedua, yaitu ada ganjaran pahala saat membaca Alquran baik dalam shalat atau lainnya.

من قرأ حرفًا من كتاب الله فله به حسنة، والحسنة بعشر أمثالها، لا أقول: [ألم] حرف، ولكن: ألف حرف، ولام حرف، وميم حرف "Barang siapa yang membaca satu huruf dari Alquran maka baginya satu kebaikan, dan kebaikan itu bernilai 10 kebaikan yang sama. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim terhitung satu huruf.” (HR At-Tirmidzi)

Ketiga, sholat tidak sah kecuali membaca Alquran. Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya sebagai berikut: لا صلاة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب  "Tidak ada sholat bagi orang yang tidak membaca pembuka Alquran (Al-Fatihah)." (HR Bukhari dan Muslim).

Keempat, Alquran terus terpelihara dan terjaga dari berbagai bentuk pengurangan, penambahan, perusakan, dan upaya mengubahnya. 

 إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (QS Al-Hijr: 9).

Kelima, Alquran terbebas dari berbagai bentuk kontradiksi. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Alquran: 

 أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran? Kalau kiranya Alquran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." (QS An-Nisa: 82) 

Keenam, Alquran mudah dihafal. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Alquran: 

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ "Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?" (QS Al-Qamar: 40)

Ketujuh, Alquran adalah mukjizat sehingga tidak ada yang mampu membuatnya. Orang Arab zaman dulu pernah ditantang tetapi tidak mampu.

أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ ۖ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِثْلِهِ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ "Atau (patutkah) mereka mengatakan "Muhammad membuat-buatnya". Katakanlah: "(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang yang benar." (QS Yunus: 38)

Kedelapan, kedamaian dan kasih sayang dilimpahkan kepada Muslim yang membaca Alquran. Rasulullah SAW bersabda:

ما اجتمع قومٌ في بيت من بيوت الله، يتلون كتاب الله، ويتدارسونه بينهم إلا نزلتْ عليهم السكينة، وغشيتْهم الرحمةُ، وحفتهم الملائكة، وذكرهم الله فيمن عنده

"Tidaklah suatu kaum berkumpul di antara rumah-rumah Allah sambil membaca Kitabullah, dan saling mempelajari di antara mereka. Kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, dan diberikan rahmat serta malaikat akan menaunginya. Dan mereka akan diingat disisi Allah." (HR Muslim)

Kesembilan, Alquran diperuntukkan bagi orang yang hidup, bukan orang yang sudah meninggal. 

مَتَاعٌ فِي الدُّنْيَا ثُمَّ إِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ نُذِيقُهُمُ الْعَذَابَ الشَّدِيدَ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ "(Bagi mereka) kesenangan (sesaat) ketika di dunia, selanjutnya kepada Kamilah mereka kembali, kemudian Kami rasakan kepada mereka azab yang berat, karena kekafiran mereka." (QS Yunus: 70)

وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ "Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya." (QS An-Najm: 39)

Kesepuluh, Alquran adalah penyembuh hati dari penyakit syirik dan munafik serta yang lainnya. Bahkan Alquran juga menjadi penyembuh penyakit fisik seperti Surah Al-Fatihah sebagaimana diajarkan dalam hadits shahih Nabi Muhammad SAW.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ "Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS Yunus: 57).

Mencegah Santet, Guna-guna, dan Sihir Dengan Bacaan Al Quran

Mencegah Santet, Guna-guna, dan Sihir Dengan Bacaan Al Quran

Islam telah mengajari umatnya untuk melakukan mencegah santet, guna-guna dan sihir. Mencegah lebih mudah daripada mengobati.

Karena meski zaman sudah modern, namun praktik santet dan sihir masih saja eksis. Perbuatan keji ini masih digunakan orang-orang yang ingin menyakiti atau menghabisi lawan-lawannya, bisa lawan bisnis, lawan politik, bahkan ‘lawan’ dalam hubungan asmara.

Mengatasi masalah tanpa masalah harus jadi pedoman kita. Dalam Islam, mencegah dan mengantisipasi santet dan guna-guna dengan sihir sama berdosanya. Bahkan termasuk dosa besar yang ancamannya sangat berat.

Bisa jadi ada yang menangkal santet dengan cara yang mengandung kesyirikan. Karena sekadar ikut-ikutan, atau karena panic atau karena mencari jalan pintas, atau juga karena minimnya pemahaman terhadap Islam.

Mencegah santet dengan amalan penuh syirik malah menambah dosa. Mencegah santet dengan sihir juga menjerumuskan kita pada kekejian. Mencegah santet dengan amalan tanpa dasar agama makin menjauhkan kita dari keimanan kepada Allah.

Tauhid kita malah tercemar. Aqidah kita jadi keropos. Kesyirikan dan sihir makin menjadi-jadi. Dan dosa syirik dalah dosa yang tak terampuni di akhirat kelak. Naudzubillah min dzalik.

Berikut ini beberapa amalan mencegah santet, guna-guna, dan sihir menurut Al Quran dan hadits Nabi yang shahih. Amalan yang mencegah santet sekaligus doa secara murni kepada Allah, satu-satunya Dzat yang mampu mendatangkan manfaat dan mudharat bagi makhluk.

Zikir – Zikir Mencegah Santet, Guna-guna, dan Sihir

Membentengilah diri dengan zikir-zikir yang sesuai syar’i, doa-doa dan bacaan-bacaan untuk memohon perlindungan kepada Allah yang ada dalilnya, di antaranya:

1. Membaca Ayat Kursi setiap selesai shalat wajib, setelah membaca dzikir-dzikir yang disyari’atkan, setelah salam (lihat Ash-Shahihah: 972)

2. Membaca ayat kursi setiap sebelum tidur (lihat Shahih Al-Bukhari bersama Al-Fath, 2/487). Ayat kursi adalah ayat teragung dalam Al-Qur’an, Allah ta’ala berfirman:

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ 

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al Baqarah 255).

3. Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas setiap selesai shalat wajib (lihat Shahih At-Tirmidzi, 2/8).

4. Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas, masing-masing tiga kali di awal hari setelah shalat Shubuh dan awal malam setelah shalat Maghrib (lihat Shahih At-Tirmidzi, 3/182).

5. Membaca Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas tiga kali, setiap selesai surat ketiga meniup ke kedua tangan dan mengusapnya ke seluruh tubuh semampunya (lihat Shahih Al-Bukhari bersama Al-Fath, 9/62 dan Shahih Muslim, 4/1723)

6. Membaca dua ayat terakhir dari surat Al Baqarah di awal malam, yaitu:

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (285) لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ 286

“Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): “Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir” (QS. Al Baqarah 285-286).

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ

“Ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu” (QS.al-Baqarah 152).

Jika ingat kepada Allah, maka Allah akan ingat kepada kita. Semoga Allah selalu meindungi kita dari santet dan sihir. 

Ini bacaan ayat al-qur'an untuk hancurkan ilmu sihir

Sihir menjadi salah satu perbuatan perbuatan yang tidak disukai oleh Allah SWT. Pasalnya, ketika seseorang memanfaatkan ilmu sihir untuk mencelakakan orang lain maka disaat itu ia telah mendekatkan diri kepada syaitan.

Jika seseorang terkena ilmu sihir, maka ia bisa mengalami sakit, masalah berkepanjangan, atau bahkan kematian. Maka orang di sekitarnya akan berusaha untuk mengeluarkan sihir tersebut lewat cara ruqyah.

Ruqyah biasanya dilakukan dengan membaca ayat-ayat di dalam Al-Qur’an. Agar ruqyah tersebut berhasil maka kita harus membaca ayat untuk menghancurkan ilmu sihir. Lantas, ayat apa sajakah yang harus dibaca tersebut? Berikut informasi selengkapnya.

1. Al Baqarah Ayat 102
Ayat pertama yang dapat digunakan untuk menghancurkan sihir terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 102. Allah Ta’ala berfirman:

"Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui."

2. Al A'raaf Ayat 117-122
Surah selanjutnya yang dapat menghancurkan ilmu sihir yakni QS. Al-A’raaf ayat 117-122. Allah Ta’ala berfirman:

"Dan Kami wahyukan kepada Musa: "Lemparkanlah tongkatmu!". Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina. Dan ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka berkata: "Kami beriman kepada Tuhan semesta alam, (yaitu) Tuhan Musa dan Harun"."

Di dalam ayat tersebut, Allah SWT memberitahukan bahwa Dia telah mewahyukan kepada hamba dan Rasul-Nya, Musa as. dalam situasi yang sangat genting. Yakni situasi untuk membedakan yang haq dan yang bathil. Kemudian Allah memerintahkan kepada Musa agar melemparkan tongkat yang ada di tangan kanannya.

Fa idzaa Hiya talqafu (“Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan.”) Maksudnya memakan. Maa ya’fikuun (“Apa yang mereka sulapkan.”) Yaitu, apa yang telah mereka lemparkan dan apa yang mereka buat seakan-akan nyata, padahal sebenarnya adalah bathil.

Ibnu ‘Abbas berkata: “Lalu tongkat Musa itu tidaklah melewati tali-tali dan tongkat-tongkat mereka itu melainkan ditelannya. Akhirnya para ahli sihir itu mengetahui bahwa hal itu merupakan sesuatu yang datang dari langit dan bukan sihir. Maka mereka pun meniarapkan diri dengan bersujud seraya mengatakan: aamannaa bi rabbil ‘aalamiina rabbi muusaa wa Haaruuna (“Kami beriman kepada Rabb semesta alam. Yaitu Rabb Musa dan Harun.”)

Muhammad bin Ishaq berkata: “Tongkat Musa itu mengejar tali-tali dan tongkat-tongkat mereka satu persatu sehingga apa yang mereka lemparkan itu tidak terlihat lagi di lapangan. Setelah itu, Musa as. mengambil kembali tongkatnya seperti sediakala. Dan para ahli sihir itu pun bersujud seraya berkata, “Kami beriman kepada Rabb semesta alam, yaitu Rabb Musa dan Harun. Seandainya ia adalah seorang tukang sihir, niscaya ia tidak dapat mengalahkan kami.”

3. Yunus Ayat 81-82:
Ayat terakhir yang juga dapat digunakan untuk menghancurkan sihir ialah QS. Yunus ayat 81-82. Allah SWT berfirman:

"Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata: "Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidak benarannya" Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-yang membuat kerusakan.Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya)"

4. Thaha ayat 69
Surah terakhir yaitu QS. Thaha ayat 69, Allah Ta’ala berfirman: "Dan lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat. "Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang."

Jika orang-orang yang terkena sihir ataupun gangguan jin kemudian dibacakan ayat-ayat di atas, maka mereka akan merasakan tanda-tanda khusus. Di antaranya yaitu akan ada rasa yang menjalar di tubuh, bergetar atau kesemutan dari ujung badan/persendian. Ada pula yang merasakan sakit kepala yang hebat serta sesahk napas.

Demikianlah informasi mengenai ayat-ayat yang bisa dibacakan ketika seseorang terkena sihir dari orang-orang yang mengerjakan kebathilan. Semoga bisa menjadi sumber referensi bagi kita untuk menolong orang lain yang terkena sihir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Kesenjangan Sosial: Bentuk, Faktor, Dampak, dan Solusinya

Pengertian Kesenjangan Sosial: Bentuk, Faktor, Dampak, dan Solusinya  Kesenjangan sosial merupakan suatu kondisi dimana ada hal yang tidak seimbang di dalam kehidupan masyarakat. Entah itu secara personal maupun kelompok. Dimana ada ketimpangan sosial yang terbentuk dari sebuah ketidakadilan distribusi banyak hal yang dianggap penting oleh masyarakat. Kesenjangan tersebut seringkali dikaitkan dengan adanya suatu bentuk perbedaan yang sangat nyata serta dapat dilihat dalam segi keuangan masyarakat, seperti kekayaan harta. Terlebih untuk hal kesenjangan dalam bidang ekonomi. Sekarang ini sangat mudah dilihat dari adanya potensi serta peluang yang tidak sama dalam posisi sosial di masyarakat. Selain hal di atas, kesenjangan juga dapat dilihat dari adanya ketidaksetaraan antara barang, jasa, hukum, dan kesempatan yang didapatkan oleh setiap individu. Pengertian Kesenjangan Sosial Menurut Para Ahli Supaya kita lebih memahami apa arti kesenjangan sosial. Maka Penulis akan memberikan informas

Islam Dan Pancasila

Islam Dan Pancasila Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Membuat kategori antara Islam dan Pancasila sebagaimana dalam judul tulisan ini sebenarnya kurang tepat. Ketika membuat kategori dengan menyebut Islam, maka yang seharusnya disebut pula adalah jenis agama lain, misalnya Hindu, Budha, Kristen, Katholik, dan seterusnya. Sementara itu, ketika menyebut pancasila, maka yang disebut lainnya, agar kategori itu sekufu, adalah sosialis, komunis, liberalis, dan lain-lain. Islam adalah sebuah agama, sementara itu Pancasila adalah merupakan filsafat hidup dalam berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, dalam negara Pancasila, Islam bisa hidup dan berkembang, bahkan sangat diperlukan. Demikian pula, konsep Pancasila akan menjadi semakin jelas ketika masyarakatnya menjalankan agamanya masing-masing. Mendasarkan pada konsep Pancasila, negara berkepentingan menjadikan rakyatnya beragama. Itulah sebabnya sekalipun negara ini bukan berdasarkan agama, tetapi menghendaki agar rakyatnya menjalanka

Pengertian Masyarakat Serta Ciri dan Unsur - Unsurnya Menurut Para Ahli

Pengertian Masyarakat Menurut Para Ahli Serta Ciri & Unsur-Unsurnya Ada beragam pengertian masyarakat menurut para ahli sosiologi dan antropologi. Selain itu, setidaknya ada 6 ciri-ciri masyarakat. Berikut selengkapnya. Pengertian masyarakat dalam ilmu sosial bisa dilihat dalam penjelasan sejumlah ahli, baik dari disiplin ilmu antropologi maupun sosiologi. Manusia hidup beriringan dengan kebudayaan. Dengan berkelompok, manusia berhasil membentuk satuan sosial-budaya yang kemudian mendapat sebutan masyarakat. Istilah "masyarakat" berasal dari bahasa Arab, yakni berakar dari kata " syaraka"  yang berarti "ikut serta, berpartisipasi." Sementara di bahasa Inggris, istilah "masyarakat" disebut dengan " society " yang berasal dari kata latin "socius," berarti "kawan." Pengertian Masyarakat Salah satunya penjelasan ahli antropologi Indonesia, Koentjaraningrat. Dalam buku karyanya yang berjudul  Pengantar Ilmu Antropolog