Langsung ke konten utama

Elite Politik

Elite Politik

Oleh Nova Misdayanti Ms

KATA elite berasal dari bahasa Latin eligere, yang berarti “memilih”. Dalam bahasa Indonesia, kata elite berarti “orang-orang terbaik atau pilihan dalam suatu kelompok” atau “kelompok kecil orang-orang terpandang atau berderajat tinggi (kaum bangsawan, cendekiawan, dsb.)” (blog.wisma-bahasa.com.htm).

Istilah elite, khususnya elite politik dikembangkan oleh Vilfedro Pareto (1848-1923) yang menyatakan konsep “residu” nya didasarkan pada tindakan logis dan tindakan nonlogis. Tindakan logis ialah tindakan-tindakan yang mempunyai arah tujuan. Sedangkan nonlogis yaitu tindakan-tindakan yang tidak diarahkan kepada suatu tujuan yang jelas. Pareto juga lebih mempertajam lagi pada kepentingan utamanya yaitu “residu kombinasi” dan “residu keuletan bersama” yang diartikan dengan kelicikan dan kekejaman.

Konsep di atas jika dikomparasikan dengan konsep kekuasaan dari Niccolo Machiavelli menunjukkan kesamaan dari pengembangan elite politik. Ilustrasi dari Machiavelli yang dapat saya tangkap yaitu mengenai sejauh mana seorang elite politik mempunyai taktik atau strategi yang tidak bisa lepas dari yang namanya pesaing politik yang lain. Namun, ada kalanya bagi seorang elite politik justru dapat memaksakan kehendaknya dengan berbuat apa saja demi mencapai target utamanya yaitu kekuasaan.

Teori elite politik ini juga dikembangkan oleh Gaetano Mosca (1858-1941). Ia mengkualifikasikan elite ini kedalam dua status, yang mana jika dikaitkan dengan pendapat ahli sebelumnya hampir memiliki kesamaan persepsi. Namun di sini Mosca lebih memaparkan tentang bagaimana elite politik itu bergerak sesuai fungsi dari politik tersebut.

Mosca mengkualifikasikan elite yang berada dalam struktur kekuasaan dan elite masyarakat. Elite berkuasa adalah elite yang mampu dan memiliki kecakapan untuk memimpin serta menjalankan kontrol (pengawasan) politik. Ia menjadi komunikator utama yang mengelola dan mengendalikan sumber-sumber komunikasi, sekaligus mengatur lalu lintas transformasi pesan-pesan komunikasi yang mengalir secara vertikal dan horizontal. Elite berkuasa (elite pemerintah, elite partai) ini selalu menjalin komunikasi dengan elite masyarakat untuk mendapatkan legitimasi dan memperkuat kedudukannya.    

Ortega Y Gasset juga ikut terjun memberikan pandangan mengenai teori elite politik ini. Menurut Ortega kebesaran suatu bangsa bergantung pada kemampuan rakyat, masyarakat umum dan massa untuk menentukan simbol dalam diri orang-orang pilihan tertentu. Maksud dari kata pilihan yakni orang-orang terkenal dan mereka yang mampu membimbing massa. Ortega menyatakan bahwa suatu bangsa merupakan suatu massa yang terorganisasi oleh suatu minoritas individu (elite) yang menjadi pilihan.

 Saling mengisi
Para pakar politik berpandangan bahwa elite politik tersebut berada dalam kawasan hubungan pemerintah dan masyarakat. Elite berkuasa adalah kelompok kecil yang dapat menentukan arah kehidupan suatu Negara. Sedangkan elite masyarakat adalah elite yang dapat mempengaruhi lingkungan masyarakat yang dalam mendukung atau menolak setiap kebijakan elite berkuasa. Keduanya saling mengisi satu sama lain, oleh karena itu elite berkuasa memiliki kepentingan untuk menjalin komunikasi dengan elite masyarakat dalam mewujudkan kekuasaan yang ideal.

Setelah menulis berbagai pandangan para ahli mengenai teori elite politik, sebagai bahan yang menjadi opini ini, penulis dapat menarik benang merah bahwa secara interpretasi pribadi setuju serta mendukung bahwa teori ini adalah mencapai kebenaran, penulis berkata demikian karena melihat dari situasi lapangan saat ini yang menjadi patokan dari teori diatas.

Sebagaimana yang kita ketahui embel-embel elite politik sudah tidak asing lagi didengar apalagi saat ini perpolitikan di aceh semakin mencuatkan taringnya untuk berlomba-lomba membuat berbagai partai yang mengedepankan kepentingan rakyat Aceh. Dimana para cendikiawan yang berada ditingkatan intelektual sedang berusaha keras menjadi wakil rakyatnya untuk menyalurkan berbagai aspirasi pada saat mengadakan kampanye yang dijadikan sebagai media politik.

Menurut saya para elite politik ini adalah orang-orang yang memiliki kontribusi serta kesempatan besar untuk mewujudkan segala impian rakyatnya. Namun, sekali lagi, yang sangat disayangkan bahwa pada saat berada di posisi elite politk ini, mereka tidak seutuhnya berjalan sesuai dengan nilai falsafah suatu bangsa. Padahal mereka telah dijadikan sebagai komunikator utama yang megelola serta mengendalikan unsur-unsur yang terkait di dalamnya, sehingga dapat mengatur lalu lintas transformasi bagi rakyatnya dengan baik.

Para elite politik saling beradu argument serta mengumbar misi-misi mereka yang seharusnya mengarah pada kesejahteraan rakyat. Namun tanpa disadari tidak semua para elite politik memahami betul bagaimana sebenarnya berada pada posisi tersebut. Dalam artian bahwa para elite politik dalam menjalankan fungsinya hanya dapat mengandalkan kemegahan materi dan kerap terbuai dengan kedudukan dan kekuasaannya itu. Oleh karena itu sudah selayaknya para elite politik yang dijadikan sebagai komunikator utama menjalankan tugasnya harus berlandaskan pada teori sebagaimana telah penulis paparkan di atas.

Melihat fenomena yang terjadi sekarang ini saya berharap bahwa lakukanlah yang terbaik untuk rakyat, serta dalam menjalakan sesuatu hal khususnya politik, haruslah berpijak pada teori-teori yang ada agar tidak salah langkah serta posisikan diri sebagai porsi yang telah disediakan, meskipun dalam ini manusia memilki sifat yang tidak akan pernah puas dengan kekuasaan. Jadilah para elite politik yang betul-betul sanggup berjalan tanpa harus berlandaskan materi.

* Nova Misdayanti Ms, Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh. Email: fisipnova@gmail.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Kesenjangan Sosial: Bentuk, Faktor, Dampak, dan Solusinya

Pengertian Kesenjangan Sosial: Bentuk, Faktor, Dampak, dan Solusinya  Kesenjangan sosial merupakan suatu kondisi dimana ada hal yang tidak seimbang di dalam kehidupan masyarakat. Entah itu secara personal maupun kelompok. Dimana ada ketimpangan sosial yang terbentuk dari sebuah ketidakadilan distribusi banyak hal yang dianggap penting oleh masyarakat. Kesenjangan tersebut seringkali dikaitkan dengan adanya suatu bentuk perbedaan yang sangat nyata serta dapat dilihat dalam segi keuangan masyarakat, seperti kekayaan harta. Terlebih untuk hal kesenjangan dalam bidang ekonomi. Sekarang ini sangat mudah dilihat dari adanya potensi serta peluang yang tidak sama dalam posisi sosial di masyarakat. Selain hal di atas, kesenjangan juga dapat dilihat dari adanya ketidaksetaraan antara barang, jasa, hukum, dan kesempatan yang didapatkan oleh setiap individu. Pengertian Kesenjangan Sosial Menurut Para Ahli Supaya kita lebih memahami apa arti kesenjangan sosial. Maka Penulis akan memberikan informas

Islam Dan Pancasila

Islam Dan Pancasila Prof. Dr. H. Imam Suprayogo Membuat kategori antara Islam dan Pancasila sebagaimana dalam judul tulisan ini sebenarnya kurang tepat. Ketika membuat kategori dengan menyebut Islam, maka yang seharusnya disebut pula adalah jenis agama lain, misalnya Hindu, Budha, Kristen, Katholik, dan seterusnya. Sementara itu, ketika menyebut pancasila, maka yang disebut lainnya, agar kategori itu sekufu, adalah sosialis, komunis, liberalis, dan lain-lain. Islam adalah sebuah agama, sementara itu Pancasila adalah merupakan filsafat hidup dalam berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, dalam negara Pancasila, Islam bisa hidup dan berkembang, bahkan sangat diperlukan. Demikian pula, konsep Pancasila akan menjadi semakin jelas ketika masyarakatnya menjalankan agamanya masing-masing. Mendasarkan pada konsep Pancasila, negara berkepentingan menjadikan rakyatnya beragama. Itulah sebabnya sekalipun negara ini bukan berdasarkan agama, tetapi menghendaki agar rakyatnya menjalanka

Pengertian Masyarakat Serta Ciri dan Unsur - Unsurnya Menurut Para Ahli

Pengertian Masyarakat Menurut Para Ahli Serta Ciri & Unsur-Unsurnya Ada beragam pengertian masyarakat menurut para ahli sosiologi dan antropologi. Selain itu, setidaknya ada 6 ciri-ciri masyarakat. Berikut selengkapnya. Pengertian masyarakat dalam ilmu sosial bisa dilihat dalam penjelasan sejumlah ahli, baik dari disiplin ilmu antropologi maupun sosiologi. Manusia hidup beriringan dengan kebudayaan. Dengan berkelompok, manusia berhasil membentuk satuan sosial-budaya yang kemudian mendapat sebutan masyarakat. Istilah "masyarakat" berasal dari bahasa Arab, yakni berakar dari kata " syaraka"  yang berarti "ikut serta, berpartisipasi." Sementara di bahasa Inggris, istilah "masyarakat" disebut dengan " society " yang berasal dari kata latin "socius," berarti "kawan." Pengertian Masyarakat Salah satunya penjelasan ahli antropologi Indonesia, Koentjaraningrat. Dalam buku karyanya yang berjudul  Pengantar Ilmu Antropolog