Semua itu terbagi menjadi empat macam, di antaranya Mukjizat, Karomah, Ma'unah dan Irhas. Seperti diketahui, Mukjizat dan Irhas atas kehendak Allah untuk para Nabi terdahulu. Sedangkan Karomah adalah anugerah untuk para wali.
Meski begitu, karomah dinilai pula sebagai ujian dari Allah. Lantaran para wali berbeda dengan para Nabi. Mereka seakan diuji keimanannya, menjadi sombong atau semakin beriman berkat anugerah tersebut.
Berikut pengertian karomah adalah beserta keistimewaan yang dimiliki oleh para wali.
Karomah Adalah
Karomah adalah anugerah dari Allah, yang secara bahasa berarti kehormatan atau kemuliaan. Selain itu, dikenal pula karomah adalah kejadian luar biasa di luar logika dan kemampuan manusia biasa, terjadi pada diri seseorang yang berpangkat Wali.
Lain halnya dengan Mukjizat. Sebuah keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT, supaya umatnya mau percaya dengan kebesaran Tuhan.
Beberapa kisah karomah yang paling terkenang, Ashabul kahfi yang tertidur selama 309 tahun. Serta peristiwa makanan yang diberikan Allah kepada Maryam binti Imran.
Karomah Bisa Berbuah Ujian
Dikutip dari NU online, KH. Said Aqil Siroj yang menjabat sebagai Ketua Umum PBNU kala itu pernah menyebutkan bahwa karomah bisa menjadi suatu ujian.
Saat hamba yang bersangkutan berubah menjadi sombong, maka karomah yang diterimanya itu menjadi istidraj. Sebaliknya jika karomah malah menebalkan iman dan melahirkan kerendahan hati, maka Allah angkat derajatnya.
Hubungan Wali dan Karomah
Syekh Muhammad Sholeh bin Umar Assamarani (Mbah Sholeh Darat) membahas dasar tentang pemahaman wali dan karomah, dikutip dari sumber Syarh nadzam Jauhar al-Tauhid Syekh Ibrahim Allaqani. Menurutnya, wali termasuk seorang 'arif billah (mengetahui Allah).
Sekedar derajat dengan menjalankan secara sungguh-sungguh taat kepada Allah dan menjauhi maksiat. Maksudnya, para wali menjauhi segala macam kemaksiatan bersamaan dengan selalu bertaubat kepada Allah.
Karena wali itu belum kategori ma'shumin atau terjaga seperti Nabi. Maka wali belum bisa meninggalkan maksiat secara penuh. Karenanya mereka disebut waliyullah atau Wali Allah.
Alasan Para Wali Dikaruniai Karomah
NU online yang membahas tentang kisah-kisah Mukjizat yang diterangkan dalam AlQuran. Serta menyinggung lahirnya karomah-karomah atau keistimewaan yang dimiliki oleh para Wali. Sebagai bentuk pembuktian kebesaran Allah SWT.
Munculnya karomah di tangan ulama besar dan para wali, seperti kisah Syekh Abdul Qadir Jaelani. Ia mengangkat kepercayaan umat supaya lebih tebal imannya terhadap Allah. Kala itu, ia yang dikisahkan oleh Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam Secercah Tinta (2012).
Syekh Abdul Qadir memiliki karomah bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal. Demikian pula Imam Yahya bin Hasan yang juga keturunan Syekh Abdul Qadir Jailani yang disebut Bin Yahya.
Diriwayatkan Habib Luthfi, suatu ketika rombongan berjalan dari Tarim, Hadhramaut, Yaman. Mereka hendak ziarah ke Baitullah al-Haram Makkah, kemudian ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW.
Di tengah perjalanan, salah seorang ada yang meninggal. Kemudian melapor kepada Imam Yahya. Beliau datang dan memegang telinga orang tersebut. Sembari berkata: "Hai kamu, mau saya ajak ziarah ke jaddana (kakekku) al-Musthafa SAW. Nanti setelah berziarah ke jaddana al-Musthafa SAW, mau mati, matilah. Ayo qum biidznillah, hiduplah kembali dengan izin Allah.
Akhirnya orang tersebut hidup kembali. Namun sesampainya di Tarim dan menyelesaikan ziarah di makam Rasulullah SAW, orang itu meninggal.
Salah satu kisah karomah wali Allah ini, menjadi bukti bahwa yang tertuang dalam AlQuran mengenai Mukjizat para Nabi benar adanya.
Macam Karomah
Mengutip dari artikel NU online, Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad. Menjelaskan ada dua macam karomah, yakni karomah hakiki dan karomah tak hakiki. Secara substasial keduanya berbeda.
Ulama dari Hadramaut Yaman menjabarkan dalam kitab berjudul An-Nafais Al-Uluwiyyah fil Masailis Shufiyyah, seperti berikut:
"Seseorang hanya mementingkan kepentingan duniawinya dan memuaskan keinginan nafsunya jika ia mengejar 'karomah tak hakiki’ seperti melipat bumi, memperoleh berita-berita gaib dan sebagainya. Tetapi jika ia mencari 'karomah hakiki’ seperti meningkatnya iman dan keyakinan, hidup di dunia dengan zuhud, dan condong pada kehidupan akhirat, dan sebagainya, maka perbuatan itu merupakan hal yang terpuji. Inilah yang harus dicari karena semua itu merupakan perkara haq dan sesuai dengan tuntutan agama."
Karomah Hakiki
Karomah hakiki atau al-karamat al-haqiqiyyah contoh mudahnya menebalnya iman, hidup secara zuhud dan menyukai kehidupan ukhrawi atau mementingkan akhirat.
Perbuatan mulia seseorang. Ia bersungguh-sungguh melakukan amalan-amalan dengan maksud meningkatkan iman. Lalu memantapkan hidup dengan zuhud dan memburu manfaat ukhrawi.
Karomah hakiki ialah kemampuan luar biasa yang bersifat ruhani atau ukhrawi, seperti kemampuan beribadah yang di atas rata-rata orang lain.
Karomah Tak Hakiki
Karomah tak hakiki atau al-karamat ash-shuriyyah, contoh mudahnya, jalan cepat seolah dapat melipat bumi. Serta mendapatkan berita gaib dari langit. Seraya mengetahui suatu peristiwa sebelum terjadi.
Maka orang tersebut telah melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Karena ini berarti orang tersebut mengejar hal duniawi dalam ibadah kepada Allah SWT. karomah tak hakiki adalah karomah yang hanya kelihatannya saja dan bersifat duniawi.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Label
Tasawwuf- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar